12 Juni 2013

Kata - Kata Kasar



Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya. Ia berkata, "Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda." Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal. 

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda. Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, 

"Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu."
"Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu." 

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, 

"Bangun, nak, bangun," kataku.
"Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?" Ia tersenyum, " Aku menemukannya jatuh dari pohon. "
"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru." 

Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi." 

Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu."
Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru." 

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. 

Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan? 

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas? Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA?
Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY.
FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER, (I), (L)OVE, (Y)OU
Teruskan cerita ini kepada orang-orang yang kau pedulikan. Saya telah melakukannya.

24 Tips Menempuh Kehidupan



  1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
  2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
  3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan,karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
  4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.
  5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
  6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.
  7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.
  8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itupula.
  9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
  10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
  11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
  12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
  13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.
  14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.
  15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika da masih tetap peduli padanya.
  16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.
  17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.
  18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.
  19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.
  20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.
  21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
  22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.
  23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.
  24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis.

Sang Pengawas Ujian




Saat Ujian Tengah Semester satu bulan yang lalu, ada satu kejadian simpel yang berkesan bagi saya. Waktu udah menunjukkan pukul 16.00 yang menandakan bahwa ujian akan segera dimulai. Mahasiswa-mahasiswa yang sudah stand by di luar pun segera masuk ke ruangan. Soal dibagikan, lembar jawaban dibagikan, kami semua mulai membaca soalnya.

. . .

Sunyi..

Baru beberapa detik membaca, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tenang. Kata-katanya diucapkan dengan pelan dan jelas. "Yak, sebelum ujian, mari kita berdoa dulu agar semuanya lancar dan diberi kemudahan. Berdoa dimulai."

. .  .

Ternyata sang bapak pengawas ujianlah yang bersuara. Seumur-umur saya kuliah, baru satu kali kejadian ini saya alami. Baru kali ini ada bapak karyawan kampus alias. pengawas ujian yang mengingatkan mahasiswa untuk berdoa sebelum mulai mengerjakan soal ujian.

Saya terkesan. Tidak hanya saya, karena saya mendengar suara-suara respon dari teman-teman saya. Respon positif tentunya. Salah satu teman saya menyeletuk, "Wah, keren, keren," ujarnya sambil tersenyum lebar.

Hmm..apa kita ingat kapan kita terakhir membaca doa di kelas?
TK, SD, SMP, SMA
Selama duduk di tingkat-tingkat tersebut, kelas selalu diawali dengan doa dan salam yang dipimpin oleh ketua kelas masing-masing. Saat kuliah, apalagi kerja, karena kita dianggap sudah dewasa dilihat dari umur, kita diasumsikan bisa me-manage diri sendiri, maka dari itu kini tidak ada lagi kewajiban membaca doa bersama sebelum kelas resmi dimulai.

Tapi..
Berapa banyak dari kita yang ingat untuk berdoa?
Padahal doa merupakan hal simpel yang sangat berarti, sangat menentukan bagaimana Allah akan menilai suatu aktivitas yag kita lakukan

Dengan doa, kita bisa meluruskan niat

Dengan doa, kita bisa ingat kembali tujuan kita dan mengaplikasikan ilmu yang kita sapa untuk kebaikan bersama (aamiin, semoga)

Dengan caranya yang sederhana, bapak pengawas ujian itu telah menginspirasi dan mengingatkan kita agar senantiasa meluruskan niat, mengingat kembali tujuan kita, dan tentunya tidak lupa akan keberadaan-Nya.

Siapa tahu selama ini kita bekerja tanpa nyawa?
Siapa tahu ilmu yang kita dapat selama ini hanya mengawang dan sia-sia?
Mudah-mudahan tidak

Hmm..
Mari kira luruskan niat dan jangan lupa berdoa sebelum melakukan hal apapun!


Sang Pengawas Ujian     Oleh : Mariani Tri Agustina   Saat Ujian Tengah Semester satu bulan yang lalu, ada satu kejadian simpel yang berkesan bagi saya. Waktu udah menunjukkan pukul 16.00 yang menandakan bahwa ujian akan segera dimulai. Mahasiswa-mahasiswa yang sudah stand by di luar pun segera masuk ke ruangan. Soal dibagikan, lembar jawaban dibagikan, kami semua mulai membaca soalnya.

. . .

Sunyi..

Baru beberapa detik membaca, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tenang. Kata-katanya diucapkan dengan pelan dan jelas. "Yak, sebelum ujian, mari kita berdoa dulu agar semuanya lancar dan diberi kemudahan. Berdoa dimulai."

. .  .

Ternyata sang bapak pengawas ujianlah yang bersuara. Seumur-umur saya kuliah, baru satu kali kejadian ini saya alami. Baru kali ini ada bapak karyawan kampus alias. pengawas ujian yang mengingatkan mahasiswa untuk berdoa sebelum mulai mengerjakan soal ujian.

Saya terkesan. Tidak hanya saya, karena saya mendengar suara-suara respon dari teman-teman saya. Respon positif tentunya. Salah satu teman saya menyeletuk, "Wah, keren, keren," ujarnya sambil tersenyum lebar.

Hmm..apa kita ingat kapan kita terakhir membaca doa di kelas?
TK, SD, SMP, SMA
Selama duduk di tingkat-tingkat tersebut, kelas selalu diawali dengan doa dan salam yang dipimpin oleh ketua kelas masing-masing. Saat kuliah, apalagi kerja, karena kita dianggap sudah dewasa dilihat dari umur, kita diasumsikan bisa me-manage diri sendiri, maka dari itu kini tidak ada lagi kewajiban membaca doa bersama sebelum kelas resmi dimulai.

Tapi..
Berapa banyak dari kita yang ingat untuk berdoa?
Padahal doa merupakan hal simpel yang sangat berarti, sangat menentukan bagaimana Allah akan menilai suatu aktivitas yag kita lakukan

Dengan doa, kita bisa meluruskan niat

Dengan doa, kita bisa ingat kembali tujuan kita dan mengaplikasikan ilmu yang kita sapa untuk kebaikan bersama (aamiin, semoga)

Dengan caranya yang sederhana, bapak pengawas ujian itu telah menginspirasi dan mengingatkan kita agar senantiasa meluruskan niat, mengingat kembali tujuan kita, dan tentunya tidak lupa akan keberadaan-Nya.

Siapa tahu selama ini kita bekerja tanpa nyawa?
Siapa tahu ilmu yang kita dapat selama ini hanya mengawang dan sia-sia?
Mudah-mudahan tidak

Hmm..
Mari kira luruskan niat dan jangan lupa berdoa sebelum melakukan hal apapun!
- See more at: http://www.dudung.net/artikel-bebas/sang-pengawas-ujian.html#sthash.V783OGX0.dpuf
Sang Pengawas Ujian     Oleh : Mariani Tri Agustina   Saat Ujian Tengah Semester satu bulan yang lalu, ada satu kejadian simpel yang berkesan bagi saya. Waktu udah menunjukkan pukul 16.00 yang menandakan bahwa ujian akan segera dimulai. Mahasiswa-mahasiswa yang sudah stand by di luar pun segera masuk ke ruangan. Soal dibagikan, lembar jawaban dibagikan, kami semua mulai membaca soalnya.

. . .

Sunyi..

Baru beberapa detik membaca, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tenang. Kata-katanya diucapkan dengan pelan dan jelas. "Yak, sebelum ujian, mari kita berdoa dulu agar semuanya lancar dan diberi kemudahan. Berdoa dimulai."

. .  .

Ternyata sang bapak pengawas ujianlah yang bersuara. Seumur-umur saya kuliah, baru satu kali kejadian ini saya alami. Baru kali ini ada bapak karyawan kampus alias. pengawas ujian yang mengingatkan mahasiswa untuk berdoa sebelum mulai mengerjakan soal ujian.

Saya terkesan. Tidak hanya saya, karena saya mendengar suara-suara respon dari teman-teman saya. Respon positif tentunya. Salah satu teman saya menyeletuk, "Wah, keren, keren," ujarnya sambil tersenyum lebar.

Hmm..apa kita ingat kapan kita terakhir membaca doa di kelas?
TK, SD, SMP, SMA
Selama duduk di tingkat-tingkat tersebut, kelas selalu diawali dengan doa dan salam yang dipimpin oleh ketua kelas masing-masing. Saat kuliah, apalagi kerja, karena kita dianggap sudah dewasa dilihat dari umur, kita diasumsikan bisa me-manage diri sendiri, maka dari itu kini tidak ada lagi kewajiban membaca doa bersama sebelum kelas resmi dimulai.

Tapi..
Berapa banyak dari kita yang ingat untuk berdoa?
Padahal doa merupakan hal simpel yang sangat berarti, sangat menentukan bagaimana Allah akan menilai suatu aktivitas yag kita lakukan

Dengan doa, kita bisa meluruskan niat

Dengan doa, kita bisa ingat kembali tujuan kita dan mengaplikasikan ilmu yang kita sapa untuk kebaikan bersama (aamiin, semoga)

Dengan caranya yang sederhana, bapak pengawas ujian itu telah menginspirasi dan mengingatkan kita agar senantiasa meluruskan niat, mengingat kembali tujuan kita, dan tentunya tidak lupa akan keberadaan-Nya.

Siapa tahu selama ini kita bekerja tanpa nyawa?
Siapa tahu ilmu yang kita dapat selama ini hanya mengawang dan sia-sia?
Mudah-mudahan tidak

Hmm..
Mari kira luruskan niat dan jangan lupa berdoa sebelum melakukan hal apapun!
- See more at: http://www.dudung.net/artikel-bebas/sang-pengawas-ujian.html#sthash.V783OGX0.dpuf